Kamis, 09 Februari 2012

10 Reasons to Bring Your Family to Camping



Alam memang merupakan guru yang terbaik bagi anak untuk mengenalkannya pada Sang Pencipta.

Mungkin kita cukup ingat bagaimana dialog hati Nabi Ibrahim saat ia mencari hakikat Tuhan. Ia membaca alam sekitarnya, pada bulan, matahari, bintang dan lainnya. Sehingga kemudian muncul sebuah penyadaran yang mencerahkan, kalo di zaman sekarang kita sebut sebagai kecerdasan spiritual.


Mungkin itulah salah satu yang menyebabkan saya sangat bersemangat mengajak keluarga pergi kemping di akhir pekan lalu. Tentu sebuah tantangan bagaimana kami bisa menjadikan mereka menikmati kegiatan outdoor

Berikut ini adalah sedikit paparan saya terkait alasan mengapa saya mengajak mereka pergi kemping dalam usia yang tergolong anak anak.




1.    Mengenalkan kebesaran sang Pencipta melalui keindahan alam
     Saya pun berharap anak anak bias belajar banyak tentang kebesaran Tuhan-Nya dengan memperhatikan dan membaca alam sekitarnya. Tentu mungkin belum sampai tahap kontemplasi yang njlimet tapi setidaknya mengantakan mereka pada dialog – dialog ringan sambil bercerita.


2.      Mengenalkan alam lebih dekat kepada anak-anak

Sering kita mengenalkan tentang ekosistem alam kepada anak melalui gambar dan cerita, namun learn by doing merupakan proses optimalisasi dari seluruh kecenderungan gaya belajar yang ada baik visual, auditorial dan kinestesis. Maka mengajak mereka pergi ke gunung atau ke pantai lalu bermalam di sana tentu akan menghadirkan pengalaman dan pengetahuan yang sangat berkesan bagi mereka. Definisi tentang pantai akan mereka dapati secara utuh dan nyata. Begitu juga dengan seluruh komponen alam disekitarnya.


3.Alternatih Hiburan Liburan yang sehat dan menyenangkan
Sebagai anak yang tinggal di kawasan perkotaan , anak anak adalah balita yang cukup mengerti tentang asiknya jalan - jalan ke mall . Dan dalam beberapa kesempatan  antusias dan kesukaan mereka sangat ekspresif ditujukannya.
Tentu kami tidak mengharapkan mereka jadi tergantung dan menyukai kegiatan yang tahap-tahap tertentu dekat sekali dengan gaya komersial tersebut.


      4.      Menguatkan fisik dan  mental-jiwa anak

Alasan yang satu ini tentu tak perlu diperdebatkan lagi. Saat mereka berada di arena kemping yang berada di tepi pantai, membuat mereka siap beradaptasi dengan pertemuan angin darat dan angin laut. Belum lagi masalah cuaca dan iklim yang cukup ekstrim. Ingat loh, kami tinggal di bawah sumbu khatulistiwa. 
Kemudian bermain dengan ombak juga ternyata mampu mengaktifkan sel-sel otot untuk terus bergerak dengan lincah dan penuh keriangan. Atau setidaknya menjadi wahana bagi anak untuk menaklukkan rasa takut dan was-was mereka.
Belum lagi saat malam, ada banyak suara alam disekitar mereka yang asing atau berjalan di pekat malam dengan berbekal senter mengambil air di sumbernya. Waah.. tentu tak cukup jika menuliskan semua factor yang menyebabkan kita setuju bahwa alasan ini sangat tepat untuk membawa mereka melakukan kegiatan kemping lagi—untuk menguatkan fisik dan jiwa mereka….


 
      5.      Melatih Jiwa Kepemimpinan/leadership
Rintangan dan tantangan alam biasanya mampu menumbuhkan jiwa kepemimpinan anak. Setidaknya mereka belajar untuk bertanggung jawab atas diri mereka sendiri dalam menaklukkan masalah-masalah yang dihadapi bersama. Lalu kemudian muncul upaya pembagian tugas dan tanggung jawab, ada yang memimpin dan ada pula yang dipimpin. Untuk anak balita kami, setidaknya mereka sudah belajar bagaimana bertanggungjawab terhadap barang-barang bawaannya, lalu yang lebih tua harus membantu dan melindungi yang muda, dst. Hehe..


  6.      Melatih Keberanian dan Kemandirian Anak

Dalam upaya menaklukkan rasa takut pada gelap, anak-anak-terutama zee dan taqy masing-masing sudah dibekali lampu senter. Biasa-lah sudah barang tentu barang itu dijadikan objek pembuktian superioritas masing-masing. Abang Zee berulangkali membanggakan senter kecil hitam-kuningnya, sementara Taqy rela dengan head lamp yang ikat kepalanya sudah kendur. Hehe.. padahal head lamp itu semua sudah puas dipakai oleh abang-nya.
Pada kemping ini kami tidak menyalakan api unggun, penerangan hanya cukup dengan lilin lampion dan senter serta lampu emergency yang sudah kami persiapkan dari rumah.

Pada kesempatan lain, Zee juga sempat menemani saya mengambil air seember dari sumbernya yang berjarak tak kurang 50m dari lokasi tenda kami dipandu dengan senter kecilnya. Dan Alhamdulillah tak ada rasa takut terlihat dari dirinya. Mungkin juga karena dia merasa aman bersama abu-nya. Namun setidaknya saya sedikit berbangga kalau bocah satu ini tidak takut dengan kegelapan.


7.      Membangun Sweet Memories
Alasan ini memang pantas dijadikan urutan ke-7. Bayangkan saja, sementara banyak orang tua bersama anak-anaknya menghabiskan waktu di Mall atau di tempat-tempat lain: taman hiburan modern, kami justru melakukan kegiatan outdoor yang extra ordinary: Kemping!
Pada dasarnya, saya ingin membangun kenangan manis masa kanak-kanak mereka dengan sesuatu yang penuh dengan tantangan, dekat dengan alam dan tentu sesuatu yang unforgettable. Jadilah pilihan kemping ini menjadi satu dari sekian pilihan yang menarik. Dan Alhamdulillah, anak-anak cukup enjoy.


8.      Melatih Kesabaran
Yak.. alasan ini diurutkan ke nomor 8. hehe.. angka yang kalo kita tuliskan selalu tanpa jeda atau putus. Artinya, memang kesabaran hendaknya tidak pernah habis, dan bukan hanya dalam kegiatan kemping. Dimana pun dan kapan pun… mendidik anak itu mesti dibekali senjata sabar yang melimpah. Hehe..

Dalam situasi kemping ini setidaknya saya mencoba melatih kesabaran anak-anak dan tentu kami sebagai orang tua:
1.      sabar menghadapi cobaan alam, bisa hujan, panas atau bahkan badai sekalipun.
2.      sabar menerima kesulitan dan kesukaran/keterbatasan yang ada. Harus rela tidur di atas alas yang keras dan jauh dari empuk. Apalagi ditambah soal udara dan suasana yang belum tentu cocok dengan kebiasaan.
3.      sabar menghadapi kerewelan salah satu anggota keluarga. Nah ini khusus untuk orang tuanya… hehehe..


9.      Menyatukan dan merekatkan kebersamaan
Alasan ke-9 ini erat kaitannya dengan bagaimana kita bisa menciptakan rasa kebersamaan antar sesama anggota keluarga. Dalam aktivitas kemping, tentu banyak hal yang harus dilakukan bersama-sama, dan saling tolong-menolong satu sama lain. Saling berbagi (berbagi tempat tidur, berbagi tugas, berbagi makan dan juga berbagi waktu untuk selalu bersama dalam harmoni,.. hehe lebaay ndak sih… J


       10.  24H spending time together
Yang terakhir, terkait dengan point 9, berbagi waktu untuk selalu bersama. Bagi anda dan siapa pun yang kadang sulit mempunyai waktu bersama keluarga, melalui kegiatan kemping ini—apalagi misalnya lokasinya susah dijangkau sinyal, maka mau tidak mau, waktu ada tidak akan diganggu oleh siapa-siapa (urusan kerjaan dan lainnya) sehingga minimal selama 24 jam penuh anda akan benar-benar bersama anak-anak.