Alam memang merupakan guru yang terbaik bagi anak untuk
mengenalkannya pada Sang Pencipta.
Mungkin kita cukup ingat bagaimana dialog hati Nabi Ibrahim saat ia
mencari hakikat Tuhan. Ia membaca alam sekitarnya, pada bulan, matahari,
bintang dan lainnya. Sehingga kemudian muncul sebuah penyadaran yang
mencerahkan, kalo di zaman sekarang kita sebut sebagai kecerdasan spiritual.
Mungkin itulah salah satu yang menyebabkan saya sangat bersemangat
mengajak keluarga pergi kemping di akhir pekan lalu. Tentu sebuah tantangan
bagaimana kami bisa menjadikan mereka menikmati kegiatan outdoor
Berikut ini adalah sedikit paparan saya terkait alasan mengapa saya
mengajak mereka pergi kemping dalam usia yang tergolong anak anak.
1. Mengenalkan kebesaran
sang Pencipta melalui keindahan alam
Saya pun berharap anak
anak bias belajar banyak tentang kebesaran Tuhan-Nya dengan memperhatikan dan
membaca alam sekitarnya. Tentu mungkin belum sampai tahap kontemplasi yang
njlimet tapi setidaknya mengantakan mereka pada dialog – dialog ringan sambil
bercerita.
2. Mengenalkan alam
lebih dekat kepada anak-anak
3.Alternatih Hiburan Liburan yang sehat dan menyenangkan
Sebagai anak yang tinggal di kawasan perkotaan , anak anak adalah
balita yang cukup mengerti tentang asiknya jalan - jalan ke mall . Dan dalam
beberapa kesempatan antusias dan
kesukaan mereka sangat ekspresif ditujukannya.
Tentu kami tidak mengharapkan mereka jadi tergantung dan menyukai
kegiatan yang tahap-tahap tertentu dekat sekali dengan gaya komersial tersebut.
4. Menguatkan fisik
dan mental-jiwa anak
Kemudian bermain dengan ombak juga ternyata mampu mengaktifkan
sel-sel otot untuk terus bergerak dengan lincah dan penuh keriangan. Atau
setidaknya menjadi wahana bagi anak untuk menaklukkan rasa takut dan was-was
mereka.
Belum lagi saat malam, ada banyak suara alam disekitar mereka yang
asing atau berjalan di pekat malam dengan berbekal senter mengambil air di
sumbernya. Waah.. tentu tak cukup jika menuliskan semua factor yang menyebabkan
kita setuju bahwa alasan ini sangat tepat untuk membawa mereka melakukan
kegiatan kemping lagi—untuk menguatkan fisik dan jiwa mereka….
5. Melatih Jiwa
Kepemimpinan/leadership
Rintangan dan tantangan alam biasanya mampu menumbuhkan jiwa
kepemimpinan anak. Setidaknya mereka belajar untuk bertanggung jawab atas diri
mereka sendiri dalam menaklukkan masalah-masalah yang dihadapi bersama. Lalu
kemudian muncul upaya pembagian tugas dan tanggung jawab, ada yang memimpin dan
ada pula yang dipimpin. Untuk anak balita kami, setidaknya mereka sudah belajar
bagaimana bertanggungjawab terhadap barang-barang bawaannya, lalu yang lebih tua
harus membantu dan melindungi yang muda, dst. Hehe..
6. Melatih Keberanian dan
Kemandirian Anak
Pada kemping ini kami tidak menyalakan api unggun, penerangan hanya
cukup dengan lilin lampion dan senter serta lampu emergency yang sudah kami
persiapkan dari rumah.
Pada kesempatan lain, Zee juga sempat menemani saya mengambil air
seember dari sumbernya yang berjarak tak kurang 50m dari lokasi tenda kami
dipandu dengan senter kecilnya. Dan Alhamdulillah tak ada rasa takut terlihat
dari dirinya. Mungkin juga karena dia merasa aman bersama abu-nya. Namun
setidaknya saya sedikit berbangga kalau bocah satu ini tidak takut dengan
kegelapan.
7. Membangun Sweet
Memories
Alasan ini memang pantas dijadikan urutan ke-7. Bayangkan saja,
sementara banyak orang tua bersama anak-anaknya menghabiskan waktu di Mall atau
di tempat-tempat lain: taman hiburan modern, kami justru melakukan kegiatan
outdoor yang extra ordinary: Kemping!
Pada dasarnya, saya ingin membangun kenangan manis masa kanak-kanak
mereka dengan sesuatu yang penuh dengan tantangan, dekat dengan alam dan tentu
sesuatu yang unforgettable. Jadilah pilihan kemping ini menjadi satu dari
sekian pilihan yang menarik. Dan Alhamdulillah, anak-anak cukup enjoy.
8. Melatih
Kesabaran
Yak.. alasan ini diurutkan ke nomor 8. hehe.. angka yang kalo kita
tuliskan selalu tanpa jeda atau putus. Artinya, memang kesabaran hendaknya
tidak pernah habis, dan bukan hanya dalam kegiatan kemping. Dimana pun dan
kapan pun… mendidik anak itu mesti dibekali senjata sabar yang melimpah. Hehe..
Dalam situasi kemping ini setidaknya saya mencoba melatih kesabaran
anak-anak dan tentu kami sebagai orang tua:
1. sabar menghadapi
cobaan alam, bisa hujan, panas atau bahkan badai sekalipun.
2. sabar menerima
kesulitan dan kesukaran/keterbatasan yang ada. Harus rela tidur di atas alas
yang keras dan jauh dari empuk. Apalagi ditambah soal udara dan suasana yang
belum tentu cocok dengan kebiasaan.
3. sabar menghadapi
kerewelan salah satu anggota keluarga. Nah ini khusus untuk orang tuanya…
hehehe..
9. Menyatukan dan
merekatkan kebersamaan
Alasan ke-9 ini erat kaitannya dengan bagaimana kita bisa
menciptakan rasa kebersamaan antar sesama anggota keluarga. Dalam aktivitas
kemping, tentu banyak hal yang harus dilakukan bersama-sama, dan saling
tolong-menolong satu sama lain. Saling berbagi (berbagi tempat tidur, berbagi
tugas, berbagi makan dan juga berbagi waktu untuk selalu bersama dalam
harmoni,.. hehe lebaay ndak sih… J
10. 24H spending time together
Yang terakhir, terkait dengan point 9, berbagi waktu untuk selalu
bersama. Bagi anda dan siapa pun yang kadang sulit mempunyai waktu bersama
keluarga, melalui kegiatan kemping ini—apalagi misalnya lokasinya susah
dijangkau sinyal, maka mau tidak mau, waktu ada tidak akan diganggu oleh
siapa-siapa (urusan kerjaan dan lainnya) sehingga minimal selama 24 jam penuh
anda akan benar-benar bersama anak-anak.